Friday, October 5, 2018

(Kajian Fiksi) Analisis Unsur Intrinsik cerpen "King Arthur And The Knights of The Round Table" Karya Deborah Tempest Chapter 1

Muhammad Satria Sa'ban
1630911007
Plot/Alur

  • Cerpen King Arthur And The Knights of The Round Table karya Deborah Tempest bagian 1 ini memiliki alur maju karena menceritakan dari masa Raja Uther hingga digantikan dengan raja baru yaitu Raja Arthur.
Struktur umum alur:
- Awal
*Paparan (Exposition) 
Cerpen ini diawali dengan seorang raja yang hebat yaitu, Raja Uther. Dia adalah raja yang baik yang memerintah sebuah kerajaan di bagian selatan Inggris.
*Rangsangan (Insiting Moment)
Ketika Raja Uther sakit dan tidak kunjung sembuh, dia memanggil Merlin yang merupakan orang pintar karena Raja Uther ingin membicarakan tentang masa depan kerajaannya.
*Gawatan (Rising Action)
Raja Uther mengatakan kepada rakyatnya sebelum dia mati bahwa yang akan menggantikannya sebagai raja adalah anaknya, Arthur. Tapi, semua orang ingin menjadi raja sehingga banyak kesatria dan orang-orang kuat saling bertarung memperebutkan tahta. Tapi tetap tidak ada yang menjadi raja untuk waktu yang cukup lama.
- Tengah
*Tikaian (Conflict)
Ketika Merlin pergi ke London untuk bertemu dengan Archbishop, tiba-tiba di depan gereja ada sebuah batu besar dengan sebuah pedang tertancap diatasnya. Di batu itu tertulis "Hanya seorang raja yang mampu mencabut pedang ini". Setiap kesatria yang berkumpul mencoba untuk mencabut pedang itu tapi tidak ada yang bisa mencabutnya.
*Rumitan (Compilation)
Tersisa 10 orang yang masih menunggu di dekat batu. Arcbishop memutuskan untuk mengundang seluruh orang-orang kuat untuk mengikuti pertandingan besar dan yang terbaik dan terkuat yang selalu menang. Arcbishop berharap orang terpilih akan datang ke pertandingan tersebut.
*Klimaks
Arthur muda yang ingin memberikan pedang kepada saudaranya agar bisa ikut pertandingan besar melihat sebuah pedang tertancap di sebuah batu di depan gereja dan berniat untuk mengambilnya. Arthur turun dari kudanya dan menaiki batu itu. Dia tidak membaca kata-kata yang tertulis di batu. Dia mengambil pedang itu dengan sangat mudah dan kembali. Ketika Arthur kembali, menunjukan pedang yang dia cabut kepada Sir Kay dan Sir Ector mereka kaget dan menancapkan kembali pedang itu. Lalu, mereka menyuruh Arthur untuk mencabut pedang itu dan ternyata memang, Arthur bisa mencabut pedangnya dengan mudah.
- Akhir
*Leraian (Falling Action)
Para kesatria yang lain tidak percaya Arthur bisa mencabut pedang di batu dan mereka tidak percaya Arthur adalah raja. Lalu, archbishop mengumpulkan semua kesatria di depan gereja. Arthur menancapkan kembali pedang itu dan para kesatria mencoba untuk mencabutnya tapi tidak berhasil. Kemudian mereka melhat Arthur mencabutnya dengan mudah. Orang-orang lalu bersorak "Arthur adalah raja! Arthur adalah raja".
*Selesaian (Denoument)
Bayak orang senang karena sekarang mereka memiliki raja yang baik hati, kuat dan juga pemberani. Merlin juga memberitahu tentang orang tua Arthur, yang tidak lain adalah Raja Uther dan Ratu Igraine. Merlin mengatakan bahwa ketika Arthur kecil dia membawa Arthur ke Avalon, sebuah tempat sihir. Merlin juga berkata Arthur lahir dengan sihir dalam dirinya dan kelak dia akan menjadi kesatria yang terbaik dan menjadi raja yang hebat.

  • Cerpen King Arthur And The Knights of The Round Table karya Deborah Tempest bagian 1 ini memiliki akhir dengan "Open Plot". Karena memiliki kelanjutan tentang petualangan Arthur pada bagian selanjutnya.
Konflik
Konflik yang terdapat dalam cerpen Arthur And The Knights of The Round Table yaitu konflik batin dan konflik fisik. Dalam bagian pertama ini lebih banyak konflik batin dibandingkan konflik fisik. Adapun konflik tersebut terjadi antara manusia dengan dirinya sendiri dan manusia dengan manusia.
  • Konflik manusia dengan dirinya sendiri
Ketika Raja Uther ingin menikahi Igraine tapi Igraine tidak mencintainya.
Ketika Raja Uther sedang sakit dan memikirkan siapa yang akan menggantikannya sebagai raja.
Ketika para kesatria tidak percaya Arthur bisa mencabut pedang dari batu.
  • Konflik manusia dengan manusia
Setelah Raja Uther mati banyak kesatria dan orang kuat bertarung satu sama lain untuk memperebutkan tahta raja.

Tokoh

1. Raja Uther
Aspek fisik : tidak dijelaskan
Aspek psikologi : tidak dijelaskan
Aspek sosial : merupakan raja sebuah kerajaan di bagian selatan Inggris dan ayah dari Arthur.

2. Igraine
Aspek fisik : wanita yang sangat cantik
Aspek psikologis ; tidak dijelaskan
Aspek sosial : merupakan istri dari Raja Uther dan Ibu Arthur.

3. Merlin
Aspek fisik : seorang kakek tua
Aspek psikologi : penolong, pintar

  • "Kau bisa menikahi Igraine, aku akan menolongmu" Merlin berkata kepada Raja Uther.
  • Penulis juga menyebutkan bahwa Merlin merupakan seorang yang pintar.

Aspek sosial: tidak dijelaskan

4. Sir Ector
Aspek fisik : tidak dijelaskan
Aspek psikologi : baik hati

  • Penulis menyebutkan bahwa Sir Ector merupakan kesatria yang baik hati.
Aspek sosial: merupakan ayah dari Kay dan ayah angkat Arthur.

5. Kay
Aspek fisik: tidak dijelaskan
Aspek psikologi: tidak dijelaskan
Aspek sosial: Kay merupakan anak dari Sir Ector.

6. Archbishop
Aspek fisik: tidak dijelaskan
Aspek psikologi: tidak dijelaskan
Aspek sosial: merupakan tokoh penting di gereja Inggris.

7. Arthur
Aspek fisik: seorang remaja berusia 16 tahun
Aspek psikologi: baik hati, penolong, kuat, dan pemberani

  • "Aku meliat sebuah pedang yang tertancap di sebuah batu di depan gereja saat menuju kemari. Aku akan mengambilnya dan menggunakannya dan nanti kau bisa menggunakan pedangku" Arthur berkata kepada saudaranya Kay.
  • Penulis juga menyebutkan bahwa Arthur merupakan anak muda yang baik, penolong, kuat dan pemberani.
Aspek sosial : merupakan anak dari Raja Uther dan yang akan menggantikannya sebagai raja.

Klasifikasi Tokoh
Berdasarkan proporsi sifatnya :
1. Flat character : Raja Uther, Sir Ector, Kay, Archbishop
2. Round character : Merlin, Arthur
Berdasarkan perkembangan wataknya :
1. Static character : Raja Uther, Merlin, Sir Ector, Kay, Archbishop, Arthur
2. Developing character : -
Dilihat dari fungsinya :
1. Tokoh sentral

  • Tokoh utama protagonis : Arthur, Merlin
  • Tokoh lawan antagonis : -
  • Wirawan/Wirawati : Archbishop
  • Antiwirawan : -
2. Tokoh bawahan

  • Tokoh andalan : Raja Uther, Sir Ector, Kay
  • Tokoh tambahan : Igraine, kesatria kerajaan
Adapun metode penokohan yang digunakan oleh penulis adalah Metode Langsung (Telling) dan Metode tidak langsung (Showing) karena penulis langsung memberitahukan pembaca bagaimana sifat dari karakter dan penulis menunjukan sifat dari karakter melalui dialog antarkarakter.

Latar
Cerpen ini memiliki beberapa klarifikasi latar, yaitu : latar tempat, latar waktu, latar Sosial, dan latar ruangan.

Latar Tempat

  • Rumah Raja Uther (terdapat dalam kalimat a very old man arrived at the door of the King's house.)
  • London (terdapat dalam kalimat Merlin went to London.)
  • Gereja besar (terdapat dalam kalimat they met at a large church)
  • Di depan gereja besar di london (terdapat dalam kalimat when they came outside, they saw something strange in front of the church.)
Latar Waktu
Untuk latar waktu dalam cerpen bagian pertama ini pengarang tidak mencantumkan keterangan waktu.

Latar Sosial

  • Di bagian awal cerita ketika tokoh utama yaitu Arthur, diambil dari ayahnya dan dititipkan kepada ayah angkatnya yang merupakan kesatria kerjaan bisa dikatakan Arthur adalah golongan menengah.
  • Di bagian akhir cerita ketika tokoh utama yaitu Arthur berhasil mencabut pedang dan diangkat menjadi raja, disitu Arthur bisa digolongankan menjadi golongan atas.
Latar Ruangan

  • Rumah Raja Uther, dimana Merlin mengambil Arthur dari ayahnya.
  • Kamar Raja Uther, ketika Raja Uther meminta bantuan Merlin untuk menentukan siapa penerus kerajaannya.
  • London, tempat gereja agung yang akan dituju Merlin
  • Gereja agung, Merlin berbincang dengan Archbishop tentang pengganti raja.
  • Halaman di depan gereja agung, tempat sebuah batu dengan pedang misterius yang tertancap di atasnya.
  • Halaman di depan gereja agung bagian 2, dimana Arthur menunjukan bahwa dia mampu mencabut pedang dari batu.
Tema
Tema Mayor : Seorang remaja yang menjadi raja setelah dia berhasil mencabut sebuah pedang yang tertancap di batu di depan gereja.

Tema Minor :
  • Kisah cinta sang raja
  • Masa depan kerajaan
  • Kunjungan ke london
  • Batu misterius di depan gereja
  • Sebuah pedang untuk saudaraku
  • Pengakuan sang ayah
  • Pembuktian kebenaran
  • Teriakan untuk sang raja muda
  • Masa lalu sang raja muda
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen King Arthur And The Knights of The Round Table karya Deborah Tempest bagian 1 ini adalah Omniscient Point of View. Karena pengarang menempatkan diri sebagai orang ketiga dan mengetahui semua yang ada di dalam cerita.

"Arthur left Sir Kay and quickly went to the church. There were no knights outside by the stone because they were at the fight. Arthur climbed down from his horse and went to the stone. He did not read the words on the stone. He took the sword in his hand and pulled. It came out of the stone easily." (Tempest, 2000:2)

"So king Arthur began a new life. He took his horse and went through the country with his knights. Sometimes they had to fight bad men but they were not afraid. Arthur was a good king, and his knights were brave." (Tempest, 2000:2)

Simbol
Simbol merupakan sebuah makna yang melebihi makna itu sendiri (Laurence Perrine)
  1. Raja Uther : Kekuasaan, Tahta, Kerajaan 
  2. Merlin : Sihir, Kebijaksanaan
  3. Sir Ector : Kasih sayang, Kesabaran
  4. Archbishop : Keagungan, Kesucian
  5. Arthur : Keberanian, Semangat
Ironi
  • Verbal Irony
Saat Arthur berkata "I will try to be a good king", sebenarnya Arthur belum mengerti alasan kenapa dia menjadi seorang raja hanya karena dia mencabut pedang dari sebuah batu.
  • Irony of Situation
Ketika sebuah batu tiba-tiba muncul di depan gereja dengan sebuah pedang tertancap, dan Arthur dengan mudah mencabut pedang yang tertancap itu. Ekspektasi saya Arthur tidak akan semudah itu mencabut pedang tersebut, karena dalam beberapa cerita lain pedang yang arthur cabut itu terdapat pada batu yang berada di sebuah kuil kecil yang dijaga oleh pasukan saxon.

  • Dramatic Irony
Di batu misterius itu terdapat tulisan ONLY THE KING CAN TAKE THE SWORD FROM THE STONE, dan para kestaria pun bertanya-tanya siapa raja yang dimaksud tulisan itu. Tapi saya sebagai pembaca sudah mengetahui bahwa raja yang dimaksud itu adalah Arthur.